Blog ini berisi artikel hasil copy paste dari grub whatsup, telegram, facebook, dan lain-lain untuk mengingatkan diri saya sendiri. Semoga Bermanfaat

Dan Aku Bersegera KepadaMu Wahai Rabbku, Supaya Engkau Ridhā

DAN AKU BERSEGERA KEPADA-MU WAHAI RABB KU, SUPAYA ENGKAU RIDHĀ


بسم اللّه الرحمن الرحيم

Saudaraku, di saat kita mendengar ādzān,

√ Apakah hati kita tergetar dan ingin segera menghadap Ar Rahmān?

√ Apakah langkah kita ingin berlari meninggalkan semua kesibukan?

Atau ketika kita mendengar tentang keagungan Al Qurān,

√ Apakah tangan dan kaki kita tergerak untuk segera meraih dan membaca Kalām Al Mannān?

Dan ketika kita telah mengilmui suatu kewajiban atau anjuran,

√ Apakah hati kita bergejolak untuk segera mengamalkan?

Bila iya, bersyukurlah…

Berarti Anda termasuk orang yang mendapat hidayah untuk bersegera dalam kebaikan…

Tetapi bila Anda masih mengacuhkan panggilan ādzān, memilih tenggelam dalam kesibukan, Dan lalai dari ketaatan…

Ketahuilah bahwa Allāh telah berfirman:

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari TuhanMu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa."

(QS Al 'Imrān:133)

Dia juga telah mengabadikan contoh teladan, tentang sifat para Rasūl yang bersegera dalam kebaikan..

⇒ Salah satunya adalah kisah Nabiyullāh Mūsā 'alayhissalām.

Ketika Allāh memerintahkan Nabi Mūsā 'alayhissalām untuk memilih 70 orang terbaik di antara Bani Isrāil, kemudian ia (Mūsā) memanggil mereka agar menghadap-Nya untuk bermunajat dan menerima Taurāt,  maka Nabi Mūsā 'alayhissalām bersegera memenuhi panggilan-Nya.

Karena cinta dan rindunya kepada Rabb-Nya, Nabi Mūsā 'alayhissalām meninggalkan kaumnya di belakang.

Maka, ketika telah sampai, Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman kepadanya:

وَمَا اَعْجَلَكَ عَنْ قَوْمِكَ يَا مُوسَى  ِ قَالَ هُمْ أُلئِي عَلَى أَثَرِي وَ عَجِلْتُ إِلَيْكَ رَبِّ لِتَرْضَى

"Mengapa engkau datang lebih cepat dari kaummu wahai Mūsā ?" Mūsā menjawab: "Mereka sedang menyusul aku dan aku bersegera kepada Mu, wahai Rabb ku agar Engkau ridhā kepadaku."

(QS Thaha: 83-84)

Betapa indah jawaban itu, ketika seorang hamba mempercepat langkahnya dalam memenuhi seruan Rabb-Nya, untuk mengharapkan keridhāan-Nya.

Bukti pengagungan dan kecintaan pada Rabb yang telah memberikan berjuta kenikmatan kepadanya, yang lebih berhak diagungkan dan dirindukan daripada siapa saja di dunia.

Seandainya seorang hamba mengetahui kebesaran Allāh, tentu ia akan bersegera dalam memenuhi seruan-Nya, seperti halnya Nabi Mūsā 'alayhissalām.

Kisah dalam Al Qurān bukanlah khayalan yang mustahil diamalkan, semua bisa terwujud bila ada azzam kuat dengan mengharap pertolongan-Nya. Selalu ada contoh yang dekat untuk kita jadikan teladan.

Simaklah kisah ini…

Dia adalah wanita yang bersegera dalam menuju keridhāan Rabb-Nya. Setiap mendengar ādzān, ia bersegera meninggalkan aktivitasnya untuk berwudhū' dan menjalankan shalāt.

Suatu hari, ia mendapat telepon dari suaminya yang ingin dibuatkan waraqah 'inab (makanan berupa nasi yang dibungkus daun anggur kemudian direbus), dan menyuruhnya untuk segera membuatnya agar ketika suaminya datang, hidangan itu masih hangat.

Ia pun segera mempersiapkan masakan permintaan sang suami, tetapi, ketika tersisa 3 daun anggur lagi, ādzān 'Ashar berkumandang, maka ia pun segera meninggalkan pekerjaannya untuk menjalankan shalāt.

Beberapa waktu kemudian, sang suami sampai di rumah, dan menjadi marah ketika mengetahui bahwa makanan pesanannya belum siap. Suami itu pun segera mencari istrinya untuk menegurnya, tetapi, ketika memasuki ke kamar, ia menemukan istrinya tersebut telah meninggal dalam keadaan sujud!

Lihatlah bagaimana balasan Allāh terhadap orang-orang yang bersegera menjawab panggilan-Nya!.

Seandainya wanita itu menunda-nunda shalāt dan mengutamakan urusan dapurnya, mungkin ia ditemukan meninggal di dapurnya!

Akan tetapi, ketika ia mengutamakan Allāh atas segala urusannya, Allāh memuliakan dia pada akhir hayatnya.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, pun telah memerintahkan kita untuk bersegera dalam keta'atan.

Dalam hadīts shahīh riwayat Muslim, dari Abū Hurairah radhiyallāhu 'anhu bahwasannya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:


بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا

"Bersegeralah kalian mengerjakan amal-amal shālih, sebelum datangnya gelombang fitnah yang ciri khasnya seperti tumpukan malam yang gelap gulita tanpa cahaya bulan, dahsyatnya gelombang fitnah tersebut mengakibatkan seseorang yang paginya masih dalam keadaan berimān, sorenya sudah dalam keadaan kufur (baik kufur akbar maupun ashghar-pent) atau sorenya Mukmin, pagi harinya kufur, dia menjual agamanya dengan secuil dari perhiasan dunia."

(Hadits shahīh riwayat Muslim 72/118).

Wahai hamba Allāh yang merindukan surga yang penuh kenikmatan, berhentilah sejenak dari kesibukan dunia yang fana dan melalaikan
Dan bersegeralah untuk mencari keridhāan Ar Rahmān, sebelum datang kematian pemutus amal dan harapan.


Ummu Sholeh
Madinatul Qur'ān
__________

Sabtu, 18 Rabi'ul Awwal 1438 H /17 Desember 2016 M
📔 Materi Tematik | Dan Aku Bersegera KepadaMu Wahai Rabbku, Supaya Engkau Ridhā
-----------------------------------
Back To Top