Blog ini berisi artikel hasil copy paste dari grub whatsup, telegram, facebook, dan lain-lain untuk mengingatkan diri saya sendiri. Semoga Bermanfaat

Bagaimana Meminta Maaf

Pertanyaan : 

Assalamu'alaikum, bagaimana jika kita punya salah pada seseorang di masa lampau lalu kita datang untuk minta maaf dengan tulus tetapi yang dimintai maaf selalu menghindar dan tidak mau memaafkan, apa kita harus tetap mendapatkan kata maaf dari orang tersebut?
Syukron

Jawaban : 

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh

Jika anda sudah meminta maaf kepadanya dan sudah berusaha mengembalikan sesuatu yang menjadi haknya maka Anda tidak salah, bahkan dialah yang berdosa.

Orang yang bersalah kepada saudaranya (baik itu dengan sengaja atau tidak) perlu untuk melaksankan hal-hal berikut:

1. Ikhlas kepada Allah ta'ala dalam permintaan maafnya kepada orang yang menjadi objek kesalahannya.
2. Jujur dalam meminta maaf
3. Memilih waktu yang tepat untuk meminta maaf kepada saudaranya
4. Memilih kata-kata yang tepat untuk meminta maaf.
5. Lebih baik lagi jika ia memberikan hadiah saat meminta maaf. Jika ia tidak mampu memberikan itu maka hendaklah dia banyak memuji saudaranya itu dan mendoakannya (ketika saudaranya itu ada ataupun tidak)

Jika seseorang melakukan kesalahan kepada orang lain dengan tidak sengaja kemudian ia meminta maaf maka permintaan maaf itu sama dengan bentuk klarifikasi dari perbuatannya. Jika kemudian ia tidak dimaafkan maka itu bukanlah masalah baginya dan ia pun tidak dicela.

Perlu dicatat oleh orang yang tidak mau memaafkan saudaranya yang bersalah, bahwa memaafkan adalah termasuk akhlaq yang mulia dan sebab terwujudnya cinta kasih. 

Berikut ini kami terjemahkan keterangan Ibnu Hibban dalam masalah ini di salah satu kitabnya : 
Orang berakal wajib untuk menerima udzur saudaranya dalam kejahatan dan kelalaian yang telah diperbuat, dan kemudian ia menjadikan orang yang bersalah itu bersih dari kesalahannya karena jika seseorang (yang bersalah) ingin memiliki hubungan lagi dengannya tapi tidak diterima olehnya maka aku takut ia tidak bisa mendatangi telaga Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Raudhatul Uqola' wa Nuzhatul Fudhola' 183

Allahu a'lam
Tag : Tanya Jawab, Umum
Back To Top