Blog ini berisi artikel hasil copy paste dari grub whatsup, telegram, facebook, dan lain-lain untuk mengingatkan diri saya sendiri. Semoga Bermanfaat

Pentingnya Kita Belajar Agama (Bagian 2)

بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله و بعد.

Ikhwah fiddīn a'āzaniyyallāhu wa iyyākum, pada halaqah ke-2 ini, di dalam muqaddimah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memulai pelajaran kita tentang ringkasan Fiqh Syar'iyyah Matan Abū Syujā'.

● PERTAMA

Wajib bagi para penuntut ilmu untuk mengikhlaskan niat karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla, karena menuntut ilmu adalah bagian dari ibadah dan bagian dari jihad fī sabīlillāh.

Allāh Ta'āla berfirman:

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا الله مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ

"Dan tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk memurnikan keta'atan hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla." (Al-Bayyinah:5)

Ikhwah fiddīn a'āzaniyyallāhu wa iyyākum,

Dan niatkan kita menuntut ilmu adalah untuk menghilangkan kebodohan yang ada pada diri kita dan juga kita berusaha mengangkat kebodohan yang ada pada diri orang lain, agar kita semua dan mereka bisa memahami apa yang diridhai oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan RasulNya.

● KEDUA

Hendaknya bersabar di dalam menuntut ilmu dan tidak tergesa-gesa. Hendaknya bertahap, mulai dari tahap yang dasar, kemudian menengah dan dilanjutkan dalam tahap berikutnya.

Diantara tahap dasar bagi seseorang dalam menuntut ilmu adalah mengetahui perkara-perkara yang mendasar yang wajib 'ain bagi dirinya.

Dan diantara tahap awal dalam masalah cabang ilmu fiqih adalah memulai memahami gambaran permasalahan secara ringkas sebelum mendalami atau menyibukkan diri dalam permasalahan-permasalahan yang mendetail, misalnya perbedaan para ulama, dalil-dalil mereka dan seterusnya.

Allāh Ta'āla berfirman :

كُونُوا رَبَّانِيِّينَ

"Dan jadilah kalian seorang yang Rabbani." (Āli 'Imrān:79)

Ibnu 'Abbas radhiyallāhu Ta'ālā 'anhu, beliau mengatakan tentang ulama Rabbani, mereka adalah:

أَنَّهُ الَّذِيْ يُعَلِّمُ النَّاسَ بِصِغَارِ الْعِلْمِ قَبْلَ كِبَارِهِ

"Mereka adalah orang-orang yang mengajarkan manusia perkara-perkara yang mendasar sebelum perkara-perkara yang lanjut."

(Shahih Bukhari, kitab ilmu, bab ilmu sebelum perkataan dan perbuatan)

Oleh karena itu, ikhwah fiddīn a'āzaniyyallāhu wa iyyākum,

Adalah sebuah kesalahan apabila kita menyibukkan diri kita atau menyibukkan orang lain pada perkara-perkara khilaf diantara para ulama. Padahal kita sendiri atau orang lain belum mengetahui perkara yang mendasar yang wajib untuk diketahui.

Kemudian ikhwah fiddīn a'āzaniyyallāhu wa iyyākum,

● KETIGA

Bahwasanya para ulama, baik yang terdahulu maupun yang terkini, mereka senantiasa mengajarkan kitab-kitab fiqih secara bertahap. Mulai dari tahap yang dasar, menengah kemudian lanjut.

Sebagaimana para ulama terdahulu, mereka menulis kitab-kitab dari dasar. Seperti Imam Nawawi rahimahullāhu, beliau menulis Kitab Al-Minhāj yang merupakan ringkasan fiqih Asy-Syāfi'ī. Kemudian dilanjutkan dengan Kitab Ar-Raudhah yang lebih panjang penjelasannya. Kemudian dilanjutkan dengan Kitab Al-Majmū' yang merupakan disana dijelaskan tentang perbedaan pendapat para ulama, dalil-dalil dan diskusi diantara mereka.

Begitu juga Ibnu Qudāmah Al-Hanbali. Beliau menulis kitab dasar, Kitab 'Umdatul Fiqh, kemudian dilanjutkan dengan Kitab Al-Kāfi, kemudian dilanjutkan kitab-kitab panjang yaitu Kitab Al-Mughni sebagaimana yang kita ketahui.

Perkara yang ke-4 yang perlu kita sampaikan,

● KEEMPAT

Bahwasanya didalam mempelajari kitab Madzhab Syāfi'ī ini, bukan berarti kita fanatik terhadap Madzhab Syāfi'ī ataupun kita taqlid. Karena sesungguhnya, semua perkataan selain dari Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bisa diterima ataupun ditolak.

Oleh karena itu para ulama, baik terdahulu maupun terkini, bahkan Imam Syāfi'ī sendiri, beliau mengatakan :

إِذَا صَحَّ الْحَدِيْثِ فَهُوَ مَذْهَبِيْ

"Apabila hadits itu shahih maka itu adalah pendapatku."

(Siyar A'lāmin Nubalā', 10:35)

Oleh karena itu, hendaknya penuntut ilmu berpegang kepada Al-Kitāb dan Sunnah di dalam berpendapat.

Kemudian perkara yang ke-5 di dalam mempelajari matan Abū Syujā' yang merupakan ringkasan fiqih Syāfi'ī ini,

● KELIMA

Akan kami jelaskan secara ringkas saja dan lebih fokus kepada bagaimana masalah-masalah (gambaran masalah) yang dibahas oleh para ulama, bukan pada khilaf ataupun perbedaan pendapat diantara mereka. Dan akan kami jelaskan secara ringkas dalil-dalil apabila nanti dibutuhkan.

● KEENAM

Pada pembahasan kitab fiqih ini tentu akan memakan waktu yang sangat panjang, oleh karena itu jika ada kesempatan mendatang, mungkin kita bisa selesaikan pada kajian intensif, baik secara offline maupun online. Maka akan kami sampaikan linknya kepada para ikhwah sekalian agar faidahnya bisa lebih menyeluruh.

Demikian yang bisa kami sampaikan pada halaqah yang ke-2.

وَصَلَّى الله عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ والسلّم
وآخر دعونا عن الحمد لله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
____________

Selasa, 08 Shafar 1438 H / 08 November 2016 M
👤 Ustadz Fauzan ST, MA
📙Muqaddimah Bagian 2
🔊Kajian 02 |  Pentingnya Kita Belajar Agama (Bagian 2)
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
Tag : Umum
Back To Top